Mengapa Harus Sukses ?




"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat," (QS. Asy-syura: 20).

Siapakah di antara Anda yang ingin menjadi orang kaya
Pasti sebagian besar, bahkan 99% dari Anda ingin menjadi orang kaya. 
Dengan menjadi nrang kaya, maka Anda bisa memenuhi segala kebutuhan hidup. Lalu dengan uang berapakah orang bisa dianggap kaya?

Menurut majalah Forbes, orang kaya adalah mereka yang punya penghasilan sekurang-kurangnya 1 juta dolar Amerika setahun. Jika dirupiahkan dengan $1 = Rp. 9.200, maka jumlahnya adalah Rp 9,2 miliar setahun atau setiap bulannya uang yang harus masuk ke kantong kita sebesar Rp. 766,66 juta.

Robert T. Kiyosaki mengatakan orang yang kaya adalah orang yang passive income-nya lebih besar daripada biaya hidupnya. Sebagai contoh, misalnya, biaya hidup kita sebulan adalah Rp. 20 juta. Sedangkan pemasukan dari pendapatan dimana kita tidak perlu bekerja seperti dari kontrakan rumah, hasil deposito di bank, dividen saham,dan royalti menulis buku melewati Rp. 20 juta sebulan. 

Dengan kondisi seperti itu, menurut Robert T. Kiyosaki kita sudah bisa dianggap kaya Sedangkan apabila pemasukan pasif kita Rp. 1 miliar sedangkan pengeluaran hidup kita sebesar Rp. 2 milyar, maka kita belum dianggap kaya.

Anthony Robbins mengatakan bahwa financial freedom adalah suatu kondisi keuangan di mana kita mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya mencukupi kebutuhan kita untuk hidup dengan gaya hidup yang kita inginkan. Anthony Robbins bahkan memberikan tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu absolute financial freedom. 

Kondisi ini terjadi ketika kondisi keuangan kita mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman, dan hasilnya bisa membuat kita melakukan apa pun yang kita inginkan, kapan pun yang kita inginkan, kemana pun yang kita inginkan, sebanyak dan selama yang kita inginkan.

Penghasilan Seumur Hidup
Sekarang kita sudah tahu apa itu kebebasan finansial (financial freedom). Sudahkah kita memiliki jalur-jalur yang tepat untuk menuju financial freedom?. Ada baiknya, sebelum kita lanjutkan, kita perlu tahu berapa penghasilan seumur hidup kita. Katakanlah jika saat ini Anda memiliki gaji Rp. 3 juta perbulan, maka penghasilan atau uang yang Anda kumpulkan seumur hidup hanya Rp. 1.080.000.000 dengan asumsi mara kerja 30 tahun, tanpa ada kenaikkan promosi dan tidak ada inflasi. Kalaupun Anda naik gaji, uang yang Anda kumpulkan tidak jauh-jauh dari Rp. 1 miliar.
Sedangkan jika Anda bisa menyisihkan uang sebulan Rp. 1.000.000, maka Anda perlu seribu bulan untuk mendapatkan uang 1 miliar! Ya, Seperti Lailatul Qodr! Tetapi ada orang yang bisa mendapatkan uang Rp.1 miliar dalam dua menit percakapan telepon.

Sebuah fakta menarik, 59% orang Amerika pada umur 65 tahun hidup dalam kemiskinan. Sedangkan di Indonesia, sekitar 97% orang umur 65 tahun hidup dalam kemiskinan. Kenapa demikian? Karena di masa produktifnya mereka tidak pernah menabung untuk hari tua. 

Banyak diantara kita hidup seolah besok mati dan ternyata seolah tidak mati-mati. Akibatnya, masa tuanya hidup dalam sengsara hati dan akhirnya mati seolah tidak pernah hidup (tidak meninggalkan apa-apa).
“Tahukah Anda bahwa 1% orang di dunia ini menguasai 50% dari semua uang yang beredar? Dan 5% orang di dunia ini menguasai 90% dari semua uang yang beredar? Yang lebih keterlaluan lagi, bila uang di seluruh dunia dibagi rata ke semua orang di dunia ini maka dalam waktu lima tahun, uang tersebut akan kembali ke komposisi semula dan akan kembali dikuasi orang-orang yang tadinya mengusainya”


Apa yang membedakan antara 95% orang yang mengusai 10% uang yang beredar (golongan pertama) dengan 5% orang yang menguasai 90% uang beredar (golongan kedua)? Golongan yang pertama begitu mendapat uang, berpikir “Untuk beli apa, ya?”. Golongan yang kedua berpikir, Bagaimana melipat gandakannya, ya?”
Banyak orang yang bisa mengumpulkan uang miliaran rupiah bahkan miliaran dolar karena tahu ilmu mendapatkannya dan mempraktekkan ilmu tersebut tanpa memikirkan resikonya.

Tindakan Konkrit: Memulai Mengatasi Masalah Finansial Anda
Siapa diantara Anda yang saat ini tidak punya masalah keuangan?
Masalah keuangan sering kali membuat kita babak belur. Selain itu, masalah keuangan bisa merusak keharmonisan rumah tangga. Bahkan ada sebuah ibu rumah tangga yang nekat bunuh diri karena tidak kuat menghadapi masalah keuangan yang dihadapinya.


Bagaimana Anda dapat memperbaiki situasi keuangan Anda? Dalam hal ini tidak ada hal yang mudah, seperti halnya sulap. Tiba-tiba Anda menjadi kaya. Semua ini membutuhkan kerja keras, keuletan, dan kesinambungan.

Orang-orang miskin akan tetap miskin, karena mereka selalu melakukan kebiasaan mereka, yaitu mendapatkan penghasilan dan selalu membelanjakan penghasilan mereka untuk kebutuhan sekarang, yang mengakibatkan mereka gagal dalam memulai mengumpulkan kekayaan.
Selain itu, orang miskin punya enam persepsi yang salah soal keuangan. Apa saja persepsi orang miskin terhadap uang? Berikut ini adalah persepsinya dan juga berupa hukum yang meluruskan persepsi tersebut:
1. Saya berasal dari keluarga biasa dan miskin. Uang banyak hanya untuk keluarga berada dan kaya. Padahal yang benar adalah, “Yang terpenting bukan latar belakang keluarga miskin dan kaya dan menjadi apa Anda saat ini, melainkan bagaimana kondisi Anda saat nanti.” (Hukum Pertama).
2. Penghasilan saya terlalu kecil untuk ditabung. Bagaimana bisa menabung, untuk hidup saja sulit! Padahal yang benar adalah, “Bukan besar penghasilan Anda yang terpenting, melainkan berapa besar setiap bulan Anda dapat menabung.” (Hukum Kedua). Selama ini kita “Pay yourself last”, seharusnya kita “Pay yourself first.”
3. Nantilah, kalau penghasilan saya sudah sekian juta, saya pasti akan menabung. Padahal seharusnya, “Lakukan MENABUNG sekarang Juga!” (Hukum Ketiga).
4. Uang saya sedikit. Mau diapa-apakan seperti apa pun, tidak akan ada pengaruhnya. Padahal yang benar adalah, “Setiap keping uang adalah berharga! Setiap detik waktu adalah berharga! Mulailah lebih awal dan lakukan dengan disiplin!!” (Hukum Keempat).
5. Saya akan berinfaq besar jika sudah kaya. Dana yang ada saya gunakan dulu untuk usaha, hingga menghasilkan keuntungan banyak. Padahal yang benar adalah, “Tidak akan miskin karena shadaqah, infaq akan menumbuhkan hasil 70 – 700 x lipat, dan yang terpenting, menghasilkan keberkahan” (Hukum Kelima).
6. Betapa untungnya, belanja sekarang bayar belakangan! Belanja bebas, bunga 0%. Padahal yang benar adalah, “Jangan dikendalikan oleh uang dan bekerja untuk uang!! Tapi buatlah uang bekerja untuk Anda!!” (Hukum Keenam).


Setel`h mengetahui persepsi yang salah dari orang miskin mengenai uang dan hukum yang meluruskan persepsi tersebut, kini saatnya Anda memulai melakukan tahap-tahap mengatasi masalah finansial:
1. Rontgen Financial.

Untuk mengatasi masalah finansial yang sedang Anda hadapi, maka Anda perlu melakukan Rontgen Finansial Anda. Rontgen Finansial adalah memotret pengeluaran dan pemasukan Anda.
Pengeluaran yang harus/bulan :
1. Makan dalam rumah Rp. ............................
2. Listrik, Gas & Air Rp. ............................
3. Telephon Rumah Rp. ............................
4. Pulsa HP Rp. ............................
5. Sekolah & Les Anak Rp. .............................
6. Cicilan Rumah Rp. ............................
7. Cicilan Kendaraan Rp. ............................
8. Cicilan Kartu Kredit Rp. ............................
9. Asuransi Rp. ............................
10. Pembantu Rp. ............................
11. Mobil/Motor (Bensin & Maintenance)
Rp. ............................
12. Pakaian Rp. ............................
TOTAL (A) Rp. .......................

Pengeluaran Bisa “YA” Bisa “TIDAK”/bulan :
1. Makan di luar Rp. ............................
2. Beli luxury item Rp. ............................
3. Piknik Rp. ............................
4. ................................ Rp. .............................
5. ................................ Rp. ............................
TOTAL (B) Rp. .......................

Penghasilan /bulan :
1. Passive Income :
• Rumah sewa /kos Rp .............................
• Usaha Rp .............................
• Deposito/Reksadana Rp .............................
• Royalti Rp .............................
• Lain-lain Rp .............................
TOTAL (C) Rp ........................

1. Aktive Income :
• Profesi Rp .............................
• Trading Rp .............................
• Komisi Rp .............................
TOTAL (D) Rp ........................
Lalu, bagaimana Anda mengentahui kondisi keuangan Anda? Ini RUMUS nya:

Jika:
A + B = C + D, maka Anda boros.
A + B < C + D, maka Anda calon orang kaya.
A + B > C + D, maka Anda bangkrut.
“Dengan sebuah pekerjaan yang bergaji tinggi, sebuah rumah besar, mobilmobil mewah, dan liburan yang wah tidak berarti Anda adalah orang yang kaya raya. Bahkan , hal itu justru bisa berarti kebalikannya.”\
Berapa pun Penghasilan Anda, Anda harus pandai mengalokasikannya. Berikut prosentase ideal alokasi penghasilan Anda:

Minimal 10 % = AMAN (TABUNGAN HARI TUA)
Minimal 10 % = AMAL (SEDEKAH)
Minimal 10 % = PENDIDIKAN
Minimal 10 % = CADANGAN ( INVESTAS YANG
TUMBUH )
MAXIMAL 10 % = KESENANGAN
MAXIMAL 50 % = DIHABISKAN


2. Lindungi Keuangan Anda dari Musibah.
Proteksi diri Anda dari musibah, seperti kecelakaan, sakit, atau kebakaran. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Lalu, apakah semua orang membutuhkan asuransi? Asuransi dibutuhkan tergantung dari situasi dan kondisi Anda.

Apakah Anda sudah menikah? Lajang yang belum menikah mungkin kurang memerlukannya. Tapi hal ini bukan berarti jika Anda masih lajang, maka Anda tidak membutuhkan asuransi. Tetapi kecenderungannya, memang orang yang belum menikah belum menjadikan asuransi menjadi prioritasnya.
Tapi, bila Anda sudah menikah dan memiliki anak, maka asuransi harus menjadi prioritas. Kebutuhan akan asuransi menjadi sangat besar karena sekarang Anda sudah memiliki tanggungan.
Lalu, berapa besar uang tanggungan yang harus kita keluarkan untuk asuransi? Aturan umum yang dipakai dalam menentukan besar nilai pertanggungan adalah dengan perhitungan 5 (lima) kali dari pendapatan kotor tahunan ditambah kebutuhan utang (baik pendek maupun panjang) dan kebutuhan pendanaan lain. Selama keadaan keuangan keluarga Anda normal-normal saja, maka pendekatan aturan umum dapat menjadi pilihan.



3. Mengejar Pendapatan Pasif.
Anda sudah capek bekerja? Anda ingin pensiun dini dan kaya? Tapi apakah Anda sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup Anda kalau Anda tidak bekerja? Lalu, sudahkah Anda tahu dari jalur mana saja pendapatan pasif Anda?
Singkatnya, kita harus bekerja cerdas, bagaimana uang kita bekerja keras untuk kita dan menghasilkan passive income. Jadi tanpa harus bekerja secara fisik, kita bisa mendapatkan income atau pendapatan yang tetap. Kebebasan finansial terkait erat dengan kebebasan waktu . Kebalikannya adalah massive income, pendapatan tetap yang diperoleh jika kita menjual tenaga/keringat kepada pemilik perusahaan. Bila kita berhenti bekerja, terhenti pula pendapatan tetap kita.
Menurut Robert T. Kiyosaki, kebebasan finansial itu tercapai bila passive income yang diperoleh per bulan (ingat tanpa harus bekerja) besarnya lebih dari 3 kali expense kita per bulan. Jadi, hitungan kasarnya, bila saat ini di Jakarta expense kita per bulan sekitar 5 juta, artinya kita harus memiliki passive income lebih dari 15 juta per bulan. Barulah bisa disebut kita memiliki kebebasan finansial.

Karena itu, Anda perlu melakukan sebuah perubahan dalam hidup Anda. Anda bisa mencari penghasilan pasif dari bisnis, menulis buku, menciptakan lagu, atau mengalokasikan dana Anda untuk investasi. Ada artis dan penulis buku yang sudah mendapatkan pendapatan pasif dari royalti. Ada seseorang yang memutuskan pensiun dini dari pekerjaannya karena sudah punya aliran uang otomatis dari sewa property dan deviden saham. Apakah Anda sudah tahu, dari mana pendapatan pasif Anda?

sumber : Mukti hakiki Purnomo on facebook

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *